12 Feb 2016

Realistis Bukan Najis

“Apakah saat kamu pinang nanti, aku mendapat jaminan kelayakan?”
“… atau mungkin sekedar jaminan bahwa aku tidak perlu memikirkan finansial keluarga?”

Di Indonesia, masih banyak yang belum paham arti kata ‘matre’. Bahkan, makna kata matre seakan meluas dan bercabang. Cewek nanya kepastian masa depan, dibilang matre. Cewek nanya pekerjaan pasangan, dibilang matre. Semuanya matre. Emang cowok nggak pernah belajar pentingnya sebuah prioritas?

Begini..

Cewek nanya pekerjaanmu, karena dia sadar bahwa pernikahan hanya dilakukan sekali. Mereka butuh rasa aman, bukan sekedar nyaman. Dengan pekerjaan tetap, kebutuhan akan terpenuhi. Nggak akan ada pertikaian yang disebabkan oleh uang. Karena menurutku, pertikaian yang disebabkan uang, adalah jenis pertikaian paling murahan.

Toh, cewek cuma nanya pekerjaanmu kok, bukan menuntut untuk bekerja di bidang tertentu dengan gaji yang tinggi.

Zaman sekarang, hidup harus serba realistis. Soal pekerjaan, soal hidup, soal cinta, semuanya saling berkaitan. Malah, kalau dipikir-pikir, tanpa uang, cinta nggak akan menarik. Meski orang bilang bahagia itu sederhana, tapi tetap aja, bahagia itu butuh uang.

Pacar kamu ulang tahun, kamu beli kado.

Pacar kamu bosen, kamu ajak jalan-jalan ke tempat wisata.

Belum lagi kalau ada perayaan setahun hubungan, kamu bakal beli sesuatu sebagai simbol kenangan.

Sebenernya, nggak harus sih. Tapi, kalau nggak gitu, pacaran kehilangan momen menarik dong?

Itu sebabnya, hidup harus serba realistis.

Sebaliknya, kalau kamu cowok dan selalu mengaitkan hal tadi ke arah matrealis, lebih baik nggak usah pacaran. Apalagi, kalau usia kamu udah di atas dua puluh, yang namanya pertanyaan-pertanyaan tentang pekerjaan dan masa depan itu wajar.

“Kamu nggak kerja? Usia kita kan, udah sama-sama matang. Kapan mau melangkah ke jenjang selanjutnya?”

“Tenang, sayang. Tenang. Nikah aja dulu. Urusan kerja mah, belakangan.”

Tenang gundulmu!

Hal-hal seperti ini yang kadang bikin aku bertanya-tanya. Sebenernya, cewek yang matrealis, atau mereka yang belum siap?

Cowok, bagaimana pun juga, harus punya tanggung jawab. Sebelum kamu berani meminang, pastikan kamu mampu menjamin pasangan. Jaminan tentang masa depan, yang menyangkut pekerjaan. Jaminan tentang masa depan, yang menyangkut keuangan. Jaminan tentang masa depan, yang menyangkut keamanan.

Mulai sekarang, ubah pemahaman kamu tentang kata matre. Jangan buru-buru menghakimi pasanganmu, kasian. Kalau sekiranya kamu belum mampu secara finansial, lebih baik ditahan. Pantaskan diri kamu. Berbenah, kejar mimpi dan pekerjaan impianmu. Kalau kamu udah merasa pantas dan sanggup, silahkan balik lagi.

Jangan terlalu menyepelekan tindakan. Di dunia ini, lelaki bukan cuma kamu. Bisa aja pasanganmu tiba-tiba pergi mencari rengkuhan baru, yang lebih paham bagaimana menghadapi masa depan.

Berkeluarga itu bukan sekedar makan bareng, tidur bareng, atau peluk-cium di dapur. Tapi lebih kompleks dari itu. Kamu pikir, susu bayi turun dari langit? Nggak, kan? Hal kecil kayak gini harusnya mampu meyakinkanmu, bahwa pertanyaan tentang pekerjaan itu sebenarnya wajar.

Menurutku, matrealis itu bukan kata mutlak, melainkan persepsi. Tiap orang punya pandangannya masing-masing. Yang mampu, nggak akan peduli. Yang belum mampu, akan terus terpojokkan dan merasa semua serba keliru.

Seleksi alam itu yang paling rumit, bukan?

Kemudian abjad demi abjad mengawang di udara dan membentuk sebuah kalimat:


“Pantes, kamu jomblo, Han.”

6 komentar:

  1. SUKA SAMA JUDULNYA! :))))

    BalasHapus
  2. Super sekali sama postinganmu ini. Setuju sangat!

    Iya bener, kenapa kalau cewek tanya soal cowok apa pekerjaan dia dikiranya matre, padahal bukan itu tujuannya. Belajar dari orang tua, ibu juga ngingetin, nikah itu g sekedar kalian saling cinta dan bikin anak, nikah itu lebih kompleks lagi apalagi kalau udah punya anak.

    BalasHapus
  3. Gue sendiri meng-presepsikan "Matre" itu kalo misalnya pas kita ada uang, pasangan kita bener-bener setia. Sedangkan giliran kita lagi ga ada uang, dia pergi gitu aja tanpa alasan. :))

    BalasHapus
  4. aku sendiri mengartikan matre itu lebih ke "ada uang abang ku sayang, tak ada uang abang ku tendang" :v kurang lebih sama kayak si Deden :)

    BalasHapus
  5. Aku suka banget sama tulisan kamu yang ini, Han.
    Banyak cowo yang belum tau kata 'matre' tp mendefinisikan katakata itu sesuai pemikiran mereka padahal mereka sendirilah yang salah mendefinisikan. Mereka menyalahkan wanita, pdhl mereka gak berkaca sama sekali akan kesalahannya.
    Seharusnya para cowo itu berpikiran sama seperti kamu, Han. Berpikir masa depan.
    Ngomong-ngomong saya suka sama kalimat terakhir hahahaha
    Selamat berjomblo ya! Benahi diri kamu han menjadi orang yang lebih baik, insyallah cinta yang mulia akan datang pada Farhan. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya aku tahu siapa di balik akun anonim ini. hehe. :D

      Hapus

“Either positive or negative comments are good because it shows I am still relevant.” – Justin Guarini