2 Nov 2016

Negaraku Tidak Lagi Teduh

Muhammadku..
Akankah syurga tergenang air matamu ketika
Melihat umatmu sibuk berseteru?
Kami tak lagi mampu bersahabat ketika
Ayat dibedah beribu pendapat.

Muhammadku..
Apakah kita perlu melawan
Angan-angan kebenaran para tokoh berkepentingan?
Mereka, yang bersenggama dengan agama
Membungkus Qur’an dalam sampul kebencian.

Kitab suci yang tersimpan dalam laci,
Hanya dibaca ketika perlu membela.
Keutuhan sabda indah sengaja dibelah
Menjadi potongan kata yang menyulut amarah.

Jangan harap ketegangan mereda jika
Golongan yang berselisih masih saja ada.

Muhammadku..
Aku mulai diketuk suntuk,
Rasanya ingin sekali dipeluk.


Bekasi, Oktober 2016.

1 komentar:

  1. Gua bukan muslim, tapi ketika membaca puisi ini, gua ikut merasa teduh. Ternyata di Indonesia ini masih ada ya umat muslim yg berpikir seperti kamu, yg menganggap bahwa kekerasan dan kebencian bukanlah sesuatu yg harus dibanggakan.

    Terima kasih, buat puisinya ya.

    BalasHapus

“Either positive or negative comments are good because it shows I am still relevant.” – Justin Guarini