28 Jun 2014

Permintaan Saya Kepada Calon Presiden

        Setelah nonton debat capres-cawapres bagian pertama di MetroTV tanggal 9 Juni kemarin, saya jadi mikir, “Gila, gaul banget nih rencana politik capres-cawapres buat 5 tahun ke depan!” tapi itu ‘kan sekedar wacana, kita juga belum tau gimana nasib bangsa setelah dipimpin oleh salah satu dari dua kandidat capres-cawapres yang bersangkutan.

        Kalo saya, sih, nggak terlalu fanatik sama pemilu 9 Juli nanti. Lagian mau siapa aja presidennya, saya rasa wajar-wajar aja, terlebih dua kandidat ini memiliki potensi yang sama untuk duduk di bangku kepresidenan. (tapi gak berarti saya golput, ya). Yang penting dan paling terpenting adalah, capres dan cawapres ini bisa ngedenger semua kemauan anak muda. Gitu aja, sih. Hehehehe.

Sumber gambar


        Sebagai bagian dari anak muda, saya juga punya beberapa permintaan untuk kedua capres dan cawapres ini. Nggak banyak kok. Cuma lima. Semoga permintaan saya ini bisa didenger, terus dijalankan dengan baik. Demi kemajuan Negara dan kaula mudanya.

        Untuk pak Prabowo-Hatta dan pak Jokowi-JK, tolong dengarkan permintaan saya, ya. Saya yakin, kelima permintaan saya ini akan mewakili kehendak anak muda pada umumnya. Hehehe. Nggak usah kebanyakan basa-basi, ah. Langsung aja.


Pertama, tolong perbaiki sarana transportasi kereta api.
       
        Beberapa hari ini, hidup saya banyak dihabiskan di kereta. Agak bosen sebenernya, tapi mau gimana lagi, cuma kendaraan ini sih yang anti macet.
        Tapi ada satu hal yang mengganjal tiap kali saya naik kereta. Tau gak apa? Iya, pemandangan yang ada di pinggir rel! Khususnya untuk rute KRL JABODETABEK. Ketemunya sama rumah-sampah-kali, rumah-sampah-kali. Kalo ketiga hal yang bersangkutan berada pada keadaan bersih sih gak apa-apa. Cuma yang jadi permasalahan adalah, ketiga hal yang saya sebutin barusan itu jauh dari kata bersih. Khususnya untuk poin pertama, rumah. Rumah yang saya maksud disini bukan rumah yang layak untuk di tempati. Karena sebagian dari rumah barusan adalah rumah yang mungkin belum mendapat izin pembangunan. Lagian kalo dipikir-pikir, kan, bahaya ya kalo ngebangun rumah di pinggir rel. Nanti kalo ada apa-apa, gimana?
“Ya terus, kalo gak boleh bangun rumah dipinggir rel, gue harus bangun rumah dimana?”

DI TENGAH-TENGAH REL!
Hih!
Kesel.

        Yah, jadi buat bapak-bapak capres dan cawapres, tolong sarana transportasi kereta api-nya segera dibenahi. Mungkin bapak bisa banyak belajar dari negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat yang transportasinya sudah lebih dari kata layak.
        Dan yang terakhir, menurut saya, bapak-bapak nggak usah mikirin mono-rail dulu. Fokus ke KRL. Toh kalo bapak-bapak cuma mengandalkan implementasi doang, pasti semuanya nggak mungkin berjalan dengan lancar. Ambil contoh kalo bapak-bapak sibuk memikirkan mono-rail, setelah itu pengerjaannya diberhentikan selama berbulan-bulan. Hasilnya? Ya pasti banyak komponen rel yang dicuri sama warga Indonesia yang punya naluri maling tingkat tinggi. Hehehehe.

Ke-dua, turunkan harga tiket bioskop.

Tolong, untuk bagian ini agak sedikit ditekankan ya, pak. Masalahnya, di tahun 2014 s/d 2015 nanti, film-film yang anak muda tunggu bakal tayang di Indonesia. Sebut aja sekuel dari film Transformers yang dikasih nama Transformers: Age Of Extinction. Waaah, pasti anak-anak muda udah pada gak sabar buat nonton tuh film, pak. Belum lagi ada Expendable 3, Night at The Museum3: Brother From Another Mother, The Avengers 2, dan yang paling saya tunggu-tunggu adalah, sekuel dari trilogy The Hunger Games yang ke-3. Ya, apa lagi kalo bukan Mockingjay? Film yang diadaptasi dari novel laris karya Suzanne Collins.
Kalo pak capres dan cawapres masih belum puas, saya siap kok, kalo disuruh nyebutin daftar film seru dari tahun 2014 s/d 2019, atau dengan kata lain, film yang akan tayang selama masa jabatan bapak sebagai capres dan cawapres berlangsung. Gimana? Mau saya sebutin?
Hehehehe…
Bercanda, bercanda…

Oh, iya.. untuk saat ini, tiket bioskop di Indonesia berada pada kisaran harga Rp 25.000 s/d Rp 100.000 (weekend), tergantung daerahnya. Biasanya, semakin daerah itu terpencil, semakin mahal pula harga tiket yang ditawarkan. Oleh karenanya, saya berharap untuk diadakannya penyetaraan harga tiap wilayah. Biar adil. Kan kasian kalo ngeliat temen-temen di pulau terpencil yang pengen nonton bioskop aja kudu nabung sampe lima bulan.

Nah, jadi tolong ya, pak. Untuk hal ini, penekanannya sedikit ditingkatkan. Demi keselamatan hasrat para kaula muda. Hehehe..

Ke-tiga, berikan subsidi tiket theater JKT48 bagi para pelajar

          Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan anak berumur 15 tahun di persimpangan jalan daerah Pulogadung. Anak itu memakai atribut serba merah. Serem juga. Saya kira mau ikutan kampanye PDIP, tapi ternyata dia buru-buru ngelak. Kata dia, “Bukan, bang. Saya mau ngaji. Nih, buktinya saya bawa light-stick!” Ngeselin juga, ternyata dia lebih lucu dari saya.
       
        Tapi ternyata bener, anak itu mau nonton penampilannya JKT48 di daerah Sudirman. Katanya sih, udah tujuh kali dia dateng ke teater. Makanya dia sempet bilang, “Kalo menurut saya nih, bang.. Mendingan nonton JKT48 secara live, daripada nonton kebakaran secara live!”

YA’IYALAAAAAAAH!

        Ini anak baru 15 tahun, udah pinter banget ngelawak. Mudah-mudahan pas gede bisa jadi tukang pecel, ye! Kesel.

        Eh, sorry, barusan agak sedikit ngaco. Jadi begini, pak. Jika Negara memberikan subsidi bagi anak muda untuk membeli tiket teater JKT48, pasti Negara ini akan aman. Sangaaaaat aman. Ambil contoh, misalkan ada beberapa anak STM yang rutinitasnya diisi dengan tawuran antar sekolah, tapi jika Negara memberikan sudsidi tiket teater, maka anak STM barusan akan berbondong-bondong datang ke FX Senayan, dan meninggalkan rutinitas tawurannya barusan. Cukup cemerlang, bukan?
       
        Oleh karena itu, jika Pak Prabowo atau Pak Jokowi mendapat mandat untuk memimpin Negara, tolong sekiranya rencana ini segera diadakan. Paling tidak subsidi ini berbentuk by one get one free. Agar anak muda Indonesia bisa ber-oy-oy-oy ria di teater JKT48.
Hihihi….

Ke-empat, buatkan RUU bagi para remaja alay di JABOTABEK

Rumusan Undang-Undang ini emang cenderung gak masuk akal. Tapi jika dipelajari lebih dalam lagi, kita akan tau betapa bergunanya RUU yang satu ini.
Ya, saya minta kepada bapak untuk se-segera mungkin membuat RUU anti-alay. Setidaknya sedikit memberikan hukuman pidana bagi mereka yang hidupnya serba ke-alay-alayan. Misalnya:

1.   Bagi cowok, jika poni rambutnya melebihi dagu, maka akan diberi hukuman pidana selama 7 bulan.

2.   Bagi cowok, jika rambutnya diberi warna yang serba cerah (seperti merah, putih, biru, dsb) maka akan dikenakan hukuman pidana selama setahun.

3.   Bagi cowok, yang pake baju ketat, celana ketat, dan semua serba ketat, maka akan dikenakan hukuman pidana selama dua tahun penjara dan juga denda sebesar Rp 85.000.000.

4.   Bagi cowok ataupun cewek yang mendengarkan lagu Kangen Band via loadspeaker dengan volume diatas 75%, maka akan dikenakan hukuman mati. Tanpa terkecuali.

Saya kira, untuk sementara, itu saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam Rumusan Undang-Undang anti-alay. Untuk selanjutnya, bisa dimusyawarahkan bersama untuk membuat revisi UU barusan.
Gimana, pak? sampai saat ini, saran saya sangat hebat, bukan?

Cukup, cukup. Gak perlu tepuk tangan. Simpen aja ‘tepuk tangan’-nya di akhir postingan nanti.

Terakhir…
Yang ke-lima, tolong hapuskan nepotisme.

Untuk poin terakhir ini, saya akan mencoba sedikit serius. Ya, nepotisme adalah keadaan dimana suatu individu atau organisasi lebih memilih saudara, keluarga, atau teman akrab berdasarkan hubungannya, bukan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Gitu.

Kenapa saya meminta bapak untuk menghapuskan nepotisme? Karena, eh, karena nepotisme ini jelas-jelas merugikan golongan yang terampil, atau memiliki bakat khusus.

Misalnya begini, pak. Saya adalah pimpinan di perusahaan sandal jepit. Kemudian saya membutuhkan tenaga kerja di bagian mekanik mesin. Nah, lalu kebetulan ada dua pelamar yang ingin mengisi bagian barusan. Yang pertama, lulusan S1 jurusan Teknik Mesin, yang kedua, lulusan STM jurusan otomotif. Tapi, yang saya terima adalah opsi yang kedua. Lulusan STM jurusan otomotif. Karena apa? Karena dia punya hubungan keluarga sama saya. gitu.
Adil gak?
Nggak, kan?

MANGKANYA!

Tidak hanya dari bidang tenaga kerja. Nepotisme juga sudah mulai merambat ke bidang olahraga.
IYA, OLAHRAGA!

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapati informasi jika para pemain timnas sepakbola Indonesia mayoritas adalah orang ‘bawaan’. Jadi, mereka dipilih karena hubungan keluarga, bukan karena bakat yang mereka punya. Padahal langkah seperti itu amat sangat merugikan timnas lho. Gimana nggak? sepakbola itu kan bakat alam, kalo timnas Cuma dipilih berdasarkan keluarga, jatuhnya malah lucu. Misal, saya menjadi salah satu pemain timnas U-21, dan menjabat sebagai kapten tim. Lalu dengan mudahnya saya berujar pelan ke manajemen tim, “Pak Manajer, sodara saya ada yang berminat jadi pemain timnas tuh. Kasian dia, di rumah cuma jualan boneka Angry Bird. Pendapatannya gak menentu..” selang dua hari, sodara saya diresmikan menjadi pemain timnas U-21.

Menyebalkan, bukan? Kalo kayak gitu, nggak menutup kemungkinan kalo suatu saat nanti timnas sepakbola kita diisi oleh satu keluarga. Murni. Jadi kalo lagi play-on, lapangan bakal rame. Terus teriak-teriak, “Budhe, oper bolanya, aku lagi kosong nih..” huuuufff..

Udah gitu, budhenya malah ngejawab, “Sabar, nak. Budhe mau ngasih umpan terobosan dulu ke eyang kakung. Kamu lari aja ke sisi kiri lapangan, nanti disana kamu bakal di-cover sama pakdhe. Semangat!”

        Ya, gitu deh. Nepotisme emang aneh. Dari dulu sampe sekarang masih aja berlaku. Entah apa maksudnya, tapi yang jelas nepotisme ini sangat menyebalkan. Oleh karenanya, saya meminta kepada bapak untuk se-segera mungkin menghapus nepotisme dari system budaya Indonesia.

        Nah, barusan adalah ke-lima harapan saya kepada bapak capres dan cawapres. Jika bapak membaca postingan ini, tolong secepatnya direalisasikan, ya! Hihihi..
        Buat anak muda, ayo ikut berpartisipasi dalam pemilu tahun ini. Jangan golput. Ndak baik.

        So, buat yang punya tambahan lagi, ayok, tulis komentar kamu di comment box.

BYE!



8 komentar:

  1. Ke-6 turunkan harga tiket konser SUJU.

    BalasHapus
  2. Ke-7 Tolong usahakan Lee Min Ho pindah ke Indonesia, ke rumah saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blog-ku dikomen sama blogger favorite-ku, nih. :))

      Hapus
  3. gue setuju sama yang keempat bang :v

    BalasHapus
  4. Kalo tiket JKT48 dapet subsidi dari pemerintah khusus nya buat pelajar, jangan harap deh bisa hidup dan tidur tenang member nya, bisa di zombie rame-rame, tau sendiri otak-otak pelajar sekarang, anak smp aja udah main esek. ga rame ga party :v

    BalasHapus
  5. Tolong hapus UN, tolong bantu saya bertemu dengan idola saya, dan tolonglah, Pak...

    BalasHapus
  6. Ya kalo harga diturunin kita malah gabakal bisa nonton bioskop dong. Harga segitu aja udah rame, apalagi kalo diturunin lagi. Bisa2 itu bioskop berubah jadi emperan pasar kaget haha. Kunjungan balik juga ya bro: http://gebrokenruit.blogspot.com/

    BalasHapus

“Either positive or negative comments are good because it shows I am still relevant.” – Justin Guarini