Di Dunia ini, hanya ada
dua cinta yang sangat menyedihkan. 1). Cinta diam-diam. 2). Cinta beda
keyakinan.
Cinta diam-diam adalah perasaan mencinta yang tumbuh secara
perlahan, melalui perantara hati yang salah. Banyak dari mereka yang terlibat
cinta diam-diam, dan berakhir pada luka yang entah sampai kapan sembuhnya.
Semua pasti tau, bagaimana proses manusia dalam menjalin
asmara. Ya, pastinya semua itu berawal pada pengakuan perasaan, lalu berakhir
pada konfirmasi pihak kedua.
Pengakuan itu-pun sangat sederhana, misalnya: “Gue suka sama
lo. Lo mau, gak, jadi pacar gue?” dan kita hanya menunggu beberapa detik untuk
mendapat jawabannya. Eh, nggak juga, sih. Ada, kok, yang nunggu jawabannya
sampe berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sampe
berabad-abad. Ya, sebut saja penolakan secara halus, seperti: “Uhm, pikir-pikir
dulu, deh!”.
Cinta diam-diam tak akan membawa banyak korban, karena
aktifitas ini hanya membutuhkan satu korban untuk di hancurkan hatinya. Siapa
korbannya? Ya, si pelaku cinta diam-diam.
Banyak aktifitas ‘percuma’ yang mereka anggap menyenangkan,
contohnya seperti mengamati setiap gerak-gerik seseorang yang sedang ia jadikan
target. Baik secara langsung, maupun melalui media sosial. Bahkan si pelaku
cinta diam-diam ini sangat mendetailkan apapun yang dilakukan oleh si target.
Misalnya: ‘Ada satu momen dimana si target sedang berjalan di Taman, lalu
dengan tak sengaja dia terjatuh, dan melukai tubuhnya sendiri’. Ya, momen
barusan memang singkat. Tapi tidak, bagi pelaku cinta diam-diam. Gak percaya?
Percaya, dong~