Muhammadku..
Akankah
syurga tergenang air matamu ketika
Melihat
umatmu sibuk berseteru?
Kami tak
lagi mampu bersahabat ketika
Ayat dibedah
beribu pendapat.
Muhammadku..
Apakah
kita perlu melawan
Angan-angan
kebenaran para tokoh berkepentingan?
Mereka,
yang bersenggama dengan agama
Membungkus
Qur’an dalam sampul kebencian.
Kitab
suci yang tersimpan dalam laci,
Hanya
dibaca ketika perlu membela.
Keutuhan
sabda indah sengaja dibelah
Menjadi
potongan kata yang menyulut amarah.
Jangan
harap ketegangan mereda jika
Golongan
yang berselisih masih saja ada.
Muhammadku..
Aku
mulai diketuk suntuk,
Rasanya
ingin sekali dipeluk.
Bekasi,
Oktober 2016.
Gua bukan muslim, tapi ketika membaca puisi ini, gua ikut merasa teduh. Ternyata di Indonesia ini masih ada ya umat muslim yg berpikir seperti kamu, yg menganggap bahwa kekerasan dan kebencian bukanlah sesuatu yg harus dibanggakan.
BalasHapusTerima kasih, buat puisinya ya.