Dulu,
waktu masih anak-anak, aku selalu beranggapan kalo wanita dengan rambut panjang
terurai itu menarik, apalagi kalo ikal-ikal rambutnya dibiarkan menggantung di
sisi telinga—seperti Sakura di film Naruto atau Charlie ST12 versi wanita.
Tapi, setelah beranjak dewasa, parameter wanita menarik di mataku mengalami
pergeseran. Sekarang bukan soal rambut lagi, atau wajah, atau tubuh, atau alis,
atau bagian lainnya yang berbentuk objek nyata. Tapi sekarang lebih pada kepribadian
atau personality.
sumber |
Pernah
gak kalian pergi ke restauran mewah demi membeli makanan yang rasanya gak jauh
beda sama makanan pinggir jalan? Kalo pernah, aku mau nanya, apa yang membuat
harga makanan di restauran mewah lebih mahal dari makanan pinggir jalan?
Karena
pajak?
Salah.
Karena
komposisinya?
Salah.
Karena
sewa tempat?
Hampir
bener, tapi tetep salah.
Jawabannya
adalah: Karena pelayanan di restauran mewah lebih menampilkan sisi formal dan
mengutamakan penyajian yang menarik. Hal ini yang gak mungkin kita dapet dari
abang-abang penjual makanan pinggir jalan. Meskipun rasanya sama—atau bahkan
lebih enak di pinggir jalan—tapi tetep aja, cara penyajian restauran mewah
lebih unggul dari penjual makanan pinggir jalan.
(Penyajian
yang baik akan mendapatkan penghargaan dari pengunjung, berupa kewajaran atas
harga yang ditawarkan).
Sama
halnya dengan restauran tadi, wanita pun memiliki caranya masing-masing untuk
menunjukan sisi menariknya.
Ambil
contoh, kamu ditembak sama dua wanita dengan spesifikasi yang berbeda,
1. Wanita sederhana dengan pengetahuan agama yang luas
2. Wanita super-duper cantik dengan harta berlimpah tapi susah diajak ibadah
Kamu
bakal terima yang mana? Pasti pilihan kamu relatif, kan? Tapi aku berani
taruhan, kalo lebih dari sebagian pemilih, pasti beranggapan kalo wanita nomor
satu adalah wanita pemilik spesifikasi sempurna. Ya, kan? Ngaku deh.
Balik
lagi ke bahasan awal, cantik atau tidaknya wanita, bukan tergantung pada objek
yang terlihat, tapi lebih pada kepribadiannya.
Wanita
cantik kalo hobi bergunjing, buat apa? Wanita cantik kalo hobi pulang tengah
malem, buat apa? Wanita cantik kalo hobi ninggalin ibadah, buat apa?
Mulai
sekarang, ubah pemahaman kamu perihal makna dari kata ‘cantik’. Ubah asumsi
kamu kalo cantik hanya mengacu pada bagian wajah, tubuh, rambut, atau objek
nyata lainnya.
Karena
sesungguhnya, cantik adalah ungkapan dari sikap, atau secara tidak langsung,
cantik adalah kata ganti dari kepribadian baik. Kalo kepribadianmu baik,
otomatis kecantikan akan mengikutimu.
sumber gambar |
Sebagai
penekanan, aku seorang laki-laki dan aku—dengan segala pertimbangan yang
ada—lebih memilih wanita biasa tapi cerdas, ketimbang wanita cantik tapi kosong.
Karena kecerdasan itu akan memberikan efek cantik dalam diri semua wanita.
Kok
bisa?
Ya
jelas bisa, karena wanita cerdas tau bagaimana cara bersikap baik dan benar,
mereka juga pandai membagi waktu antara bercanda dan serius.
Nggak
sampai di situ, wanita cerdas juga menguasai banyak isu-isu global, sehingga
komunikasi yang dibangun tidak akan putus. Atau lebih tepatnya: pembicaraan
akan menyerupai bentuk bumi; melingkar tanpa menemui titik tepi.
Sebelum
aku tutup tulisan ini, aku mau menekankan sekali lagi pada pembaca wanita.
Kecantikan fisikmu adalah pemberian Tuhan, sedangkan kecantikan sikapmu adalah hasil
usahamu sendiri. Mana yang lebih menyenangkan? Dipuji karena kecantikan fisik,
atau dipuji karena kecantikan sikap?
Aku
harap pilihan kaliah jatuh pada opsi kedua, ya.
Karena
menurutku, cantik fisik itu relatif—saking relatifnya, banyak wanita modern
mengubah tampilan wajahnya secara suka-suka. Contoh: membuat garis tebal di
atas mata, semacem alis, tapi keliatan aneh. Padahal nggak semua pria suka sama
alis macem itu, selain membentuk tatapan mata yang gak jelas, alis palsu juga
membuat kenaturalan wajah jadi hilang.
Duh,
kok jadi ngaco, sih?
Yah,
intinya gitu, deh. Cantik itu sikap, bukan fisik.
Kecantikan
fisikmu tidak berlaku di hadapan orang buta, tapi kecantikan sikapmu berlaku di
hadapan siapa pun.
(kesimpulannya
gini, kalo orang buta aja bisa menyadari kecantikanmu, apalagi mereka yang
matanya masih berfungsi?)
YA AMPUN KAKFAR..........................
BalasHapusBagus.:")
BalasHapusHahaha secara harfiah sih gue setuju. Tapi dalam beberapa konteks lain, real life misalnya, gue lebih setuju kalo cantik itu ya penilaian fisik. Bukan dari sesuatu yang sifatnya psikis atau sikap. Jadi kalo mau menilai cantik apa nggak, ya liat secara fisik. Kalo sikap kan hubungannya sama perasaan. :))
BalasHapussetuju sama hasil renungan lo Han, dan gue setuju juga sama komentar Mas Shakti. sikap nggak ada hubungannya sama perasaan. kalo 'rasa' yang udah kena persetan dengan fisik. kalo gue sih gitu.
BalasHapussemua perempuan itu cantik
BalasHapusemang ga bisa dipungkiri c kalo liat cewek cantik tp kurang intelek dan kurang baik sikapnya ituuu....emmm ya dia hanya sekedar cantik fisik aja hahahhaha :D
BalasHapussalam kenal, mampir2 yaaaaa :)
Cantik fisik mah pas tua keriput-keriput juga. Mending cari yang cantik sikapnya ya :v
BalasHapus