Setelah nonton debat capres-cawapres bagian pertama di MetroTV
tanggal 9 Juni kemarin, saya jadi mikir, “Gila, gaul banget nih rencana politik
capres-cawapres buat 5 tahun ke depan!” tapi itu ‘kan sekedar wacana, kita juga
belum tau gimana nasib bangsa setelah dipimpin oleh salah satu dari dua
kandidat capres-cawapres yang bersangkutan.
Kalo saya, sih, nggak terlalu fanatik sama pemilu 9 Juli
nanti. Lagian mau siapa aja presidennya, saya rasa wajar-wajar aja, terlebih
dua kandidat ini memiliki potensi yang sama untuk duduk di bangku kepresidenan.
(tapi gak berarti saya golput, ya). Yang penting dan paling terpenting adalah,
capres dan cawapres ini bisa ngedenger semua kemauan anak muda. Gitu aja, sih.
Hehehehe.
Sebagai bagian dari anak muda, saya juga punya beberapa
permintaan untuk kedua capres dan cawapres ini. Nggak banyak kok. Cuma lima.
Semoga permintaan saya ini bisa didenger, terus dijalankan dengan baik. Demi
kemajuan Negara dan kaula mudanya.
Untuk pak Prabowo-Hatta dan pak Jokowi-JK, tolong dengarkan
permintaan saya, ya. Saya yakin, kelima permintaan saya ini akan mewakili
kehendak anak muda pada umumnya. Hehehe. Nggak usah kebanyakan basa-basi, ah.
Langsung aja.
Pertama,
tolong perbaiki sarana transportasi kereta api.
Beberapa hari ini, hidup saya banyak dihabiskan di kereta.
Agak bosen sebenernya, tapi mau gimana lagi, cuma kendaraan ini sih yang anti
macet.
Tapi ada satu hal yang mengganjal tiap kali saya naik kereta.
Tau gak apa? Iya, pemandangan yang ada di pinggir rel! Khususnya untuk rute KRL
JABODETABEK. Ketemunya sama rumah-sampah-kali, rumah-sampah-kali. Kalo ketiga
hal yang bersangkutan berada pada keadaan bersih sih gak apa-apa. Cuma yang
jadi permasalahan adalah, ketiga hal yang saya sebutin barusan itu jauh dari
kata bersih. Khususnya untuk poin pertama, rumah. Rumah yang saya maksud disini
bukan rumah yang layak untuk di tempati. Karena sebagian dari rumah barusan
adalah rumah yang mungkin belum mendapat izin pembangunan. Lagian kalo
dipikir-pikir, kan, bahaya ya kalo ngebangun rumah di pinggir rel. Nanti kalo
ada apa-apa, gimana?
“Ya
terus, kalo gak boleh bangun rumah dipinggir rel, gue harus bangun rumah
dimana?”
DI TENGAH-TENGAH REL!
Hih!
Kesel.
Yah, jadi buat bapak-bapak capres dan cawapres, tolong sarana
transportasi kereta api-nya segera dibenahi. Mungkin bapak bisa banyak belajar
dari negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat yang
transportasinya sudah lebih dari kata layak.
Dan yang terakhir, menurut saya, bapak-bapak nggak usah
mikirin mono-rail dulu. Fokus ke KRL. Toh kalo bapak-bapak cuma mengandalkan
implementasi doang, pasti semuanya nggak mungkin berjalan dengan lancar. Ambil
contoh kalo bapak-bapak sibuk memikirkan mono-rail, setelah itu pengerjaannya
diberhentikan selama berbulan-bulan. Hasilnya? Ya pasti banyak komponen rel
yang dicuri sama warga Indonesia yang punya naluri maling tingkat tinggi.
Hehehehe.
Ke-dua,
turunkan harga tiket bioskop.
Tolong,
untuk bagian ini agak sedikit ditekankan ya, pak. Masalahnya, di tahun 2014 s/d
2015 nanti, film-film yang anak muda tunggu bakal tayang di Indonesia. Sebut
aja sekuel dari film Transformers yang dikasih nama Transformers: Age Of Extinction. Waaah, pasti anak-anak muda udah
pada gak sabar buat nonton tuh film, pak. Belum lagi ada Expendable 3, Night at
The Museum3: Brother From Another Mother, The Avengers 2, dan yang paling saya
tunggu-tunggu adalah, sekuel dari trilogy The Hunger Games yang ke-3. Ya, apa
lagi kalo bukan Mockingjay? Film yang diadaptasi dari novel laris karya Suzanne
Collins.
Kalo
pak capres dan cawapres masih belum puas, saya siap kok, kalo disuruh nyebutin
daftar film seru dari tahun 2014 s/d 2019, atau dengan kata lain, film yang
akan tayang selama masa jabatan bapak sebagai capres dan cawapres berlangsung.
Gimana? Mau saya sebutin?
Hehehehe…
Bercanda,
bercanda…
Oh,
iya.. untuk saat ini, tiket bioskop di Indonesia berada pada kisaran harga Rp
25.000 s/d Rp 100.000 (weekend), tergantung daerahnya. Biasanya, semakin daerah
itu terpencil, semakin mahal pula harga tiket yang ditawarkan. Oleh karenanya,
saya berharap untuk diadakannya penyetaraan harga tiap wilayah. Biar adil. Kan
kasian kalo ngeliat temen-temen di pulau terpencil yang pengen nonton bioskop
aja kudu nabung sampe lima bulan.
Nah,
jadi tolong ya, pak. Untuk hal ini, penekanannya sedikit ditingkatkan. Demi
keselamatan hasrat para kaula muda. Hehehe..
Ke-tiga,
berikan subsidi tiket theater JKT48 bagi para pelajar
Beberapa hari yang
lalu, saya bertemu dengan anak berumur 15 tahun di persimpangan jalan daerah
Pulogadung. Anak itu memakai atribut serba merah. Serem juga. Saya kira mau
ikutan kampanye PDIP, tapi ternyata dia buru-buru ngelak. Kata dia, “Bukan,
bang. Saya mau ngaji. Nih, buktinya saya bawa light-stick!” Ngeselin juga,
ternyata dia lebih lucu dari saya.
Tapi ternyata bener, anak itu mau nonton penampilannya JKT48
di daerah Sudirman. Katanya sih, udah tujuh kali dia dateng ke teater. Makanya
dia sempet bilang, “Kalo menurut saya nih, bang.. Mendingan nonton JKT48 secara
live, daripada nonton kebakaran secara live!”
YA’IYALAAAAAAAH!
Ini anak baru 15 tahun, udah pinter banget ngelawak.
Mudah-mudahan pas gede bisa jadi tukang pecel, ye! Kesel.
Eh, sorry, barusan agak sedikit ngaco. Jadi begini, pak. Jika
Negara memberikan subsidi bagi anak muda untuk membeli tiket teater JKT48,
pasti Negara ini akan aman. Sangaaaaat aman. Ambil contoh, misalkan ada
beberapa anak STM yang rutinitasnya diisi dengan tawuran antar sekolah, tapi
jika Negara memberikan sudsidi tiket teater, maka anak STM barusan akan berbondong-bondong
datang ke FX Senayan, dan meninggalkan rutinitas tawurannya barusan. Cukup
cemerlang, bukan?
Oleh karena itu, jika Pak Prabowo atau Pak Jokowi mendapat mandat
untuk memimpin Negara, tolong sekiranya rencana ini segera diadakan. Paling
tidak subsidi ini berbentuk by one get
one free. Agar anak muda Indonesia bisa ber-oy-oy-oy ria di teater JKT48.
Hihihi….
Ke-empat,
buatkan RUU bagi para remaja alay di JABOTABEK
Rumusan
Undang-Undang ini emang cenderung gak masuk akal. Tapi jika dipelajari lebih
dalam lagi, kita akan tau betapa bergunanya RUU yang satu ini.
Ya,
saya minta kepada bapak untuk se-segera mungkin membuat RUU anti-alay.
Setidaknya sedikit memberikan hukuman pidana bagi mereka yang hidupnya serba
ke-alay-alayan. Misalnya:
1. Bagi
cowok, jika poni rambutnya melebihi dagu, maka akan diberi hukuman pidana
selama 7 bulan.
2. Bagi
cowok, jika rambutnya diberi warna yang serba cerah (seperti merah, putih,
biru, dsb) maka akan dikenakan hukuman pidana selama setahun.
3. Bagi
cowok, yang pake baju ketat, celana ketat, dan semua serba ketat, maka akan
dikenakan hukuman pidana selama dua tahun penjara dan juga denda sebesar Rp 85.000.000.
4. Bagi
cowok ataupun cewek yang mendengarkan lagu Kangen Band via loadspeaker dengan
volume diatas 75%, maka akan dikenakan hukuman mati. Tanpa terkecuali.
Saya
kira, untuk sementara, itu saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam Rumusan
Undang-Undang anti-alay. Untuk selanjutnya, bisa dimusyawarahkan bersama untuk
membuat revisi UU barusan.
Gimana,
pak? sampai saat ini, saran saya sangat hebat, bukan?
Cukup,
cukup. Gak perlu tepuk tangan. Simpen aja ‘tepuk tangan’-nya di akhir postingan
nanti.
Terakhir…
Yang ke-lima, tolong hapuskan nepotisme.
Yang ke-lima, tolong hapuskan nepotisme.
Untuk
poin terakhir ini, saya akan mencoba sedikit serius. Ya, nepotisme adalah
keadaan dimana suatu individu atau organisasi lebih memilih saudara, keluarga,
atau teman akrab berdasarkan hubungannya, bukan kemampuannya. Kata ini biasanya
digunakan dalam konteks derogatori.
Gitu.
Kenapa
saya meminta bapak untuk menghapuskan nepotisme? Karena, eh, karena nepotisme
ini jelas-jelas merugikan golongan yang terampil, atau memiliki bakat khusus.
Misalnya
begini, pak. Saya adalah pimpinan di perusahaan sandal jepit. Kemudian saya
membutuhkan tenaga kerja di bagian mekanik mesin. Nah, lalu kebetulan ada dua
pelamar yang ingin mengisi bagian barusan. Yang pertama, lulusan S1 jurusan
Teknik Mesin, yang kedua, lulusan STM jurusan otomotif. Tapi, yang saya terima
adalah opsi yang kedua. Lulusan STM jurusan otomotif. Karena apa? Karena dia
punya hubungan keluarga sama saya. gitu.
Adil
gak?
Nggak,
kan?
MANGKANYA!
Tidak
hanya dari bidang tenaga kerja. Nepotisme juga sudah mulai merambat ke bidang
olahraga.
IYA,
OLAHRAGA!
Beberapa
waktu yang lalu, saya mendapati informasi jika para pemain timnas sepakbola
Indonesia mayoritas adalah orang ‘bawaan’. Jadi, mereka dipilih karena hubungan
keluarga, bukan karena bakat yang mereka punya. Padahal langkah seperti itu
amat sangat merugikan timnas lho. Gimana nggak? sepakbola itu kan bakat alam,
kalo timnas Cuma dipilih berdasarkan keluarga, jatuhnya malah lucu. Misal, saya
menjadi salah satu pemain timnas U-21, dan menjabat sebagai kapten tim. Lalu dengan
mudahnya saya berujar pelan ke manajemen tim, “Pak Manajer, sodara saya ada
yang berminat jadi pemain timnas tuh. Kasian dia, di rumah cuma jualan boneka
Angry Bird. Pendapatannya gak menentu..” selang dua hari, sodara saya
diresmikan menjadi pemain timnas U-21.
Menyebalkan,
bukan? Kalo kayak gitu, nggak menutup kemungkinan kalo suatu saat nanti timnas
sepakbola kita diisi oleh satu keluarga. Murni. Jadi kalo lagi play-on,
lapangan bakal rame. Terus teriak-teriak, “Budhe, oper bolanya, aku lagi kosong
nih..” huuuufff..
Udah
gitu, budhenya malah ngejawab, “Sabar, nak. Budhe mau ngasih umpan terobosan
dulu ke eyang kakung. Kamu lari aja ke sisi kiri lapangan, nanti disana kamu
bakal di-cover sama pakdhe. Semangat!”
Ya, gitu deh. Nepotisme emang aneh. Dari dulu sampe sekarang
masih aja berlaku. Entah apa maksudnya, tapi yang jelas nepotisme ini sangat
menyebalkan. Oleh karenanya, saya meminta kepada bapak untuk se-segera mungkin
menghapus nepotisme dari system budaya Indonesia.
Nah, barusan adalah ke-lima harapan saya kepada bapak capres
dan cawapres. Jika bapak membaca postingan ini, tolong secepatnya direalisasikan,
ya! Hihihi..
Buat anak muda, ayo ikut berpartisipasi dalam pemilu tahun
ini. Jangan golput. Ndak baik.
So, buat yang punya tambahan lagi, ayok, tulis komentar kamu
di comment box.
BYE!
Ke-6 turunkan harga tiket konser SUJU.
BalasHapusKe-7 Tolong usahakan Lee Min Ho pindah ke Indonesia, ke rumah saya.
BalasHapusBlog-ku dikomen sama blogger favorite-ku, nih. :))
Hapusgue setuju sama yang keempat bang :v
BalasHapusKalo tiket JKT48 dapet subsidi dari pemerintah khusus nya buat pelajar, jangan harap deh bisa hidup dan tidur tenang member nya, bisa di zombie rame-rame, tau sendiri otak-otak pelajar sekarang, anak smp aja udah main esek. ga rame ga party :v
BalasHapusUhm........
HapusTolong hapus UN, tolong bantu saya bertemu dengan idola saya, dan tolonglah, Pak...
BalasHapusYa kalo harga diturunin kita malah gabakal bisa nonton bioskop dong. Harga segitu aja udah rame, apalagi kalo diturunin lagi. Bisa2 itu bioskop berubah jadi emperan pasar kaget haha. Kunjungan balik juga ya bro: http://gebrokenruit.blogspot.com/
BalasHapus